Tuesday, 14 October 2014

Hukum Jimat, Ruqyah, Susuk dalam Islam

Bagaimana hukumnya memiliki jimat ayat suci Al-Quran dan hukum ruqyah (Jawa, suwuk) atau mantra, jampi.

DAFTAR ISI

  1. Ruqyah (Mantra)
    1. Definisi Ruqyah (Mantra)
    2. Dalil Ruqyah (Mantra)
    3. Hukum Ruqyah (Mantra)
    4. Bacaan Ruqyah (Mantra)
  2. Jimat (Tamimah)
    1. Definisi Jimat (Tamimah)
    2. Dalil Jimat (Tamimah)
    3. Hukum Jimat (Tamimah)
  3. Hukum Susuk Menurut Islam


PERTANYAAN

Pak ustaz,
Saya mau bertanya sedikit.
Saya ketukang urut karena tangan saya sakit.
Waktu saya datang ia bilang ada benda gaib ditangan saya.
Malamnya ia keluarkan benda seperti tali rotan kecil diameter 1mm dari telur yg dilempar.
Di internet saya pelajari telur yg direndam cuka kulitnya jadi lembek
Saya tidak pasti apakah benda itu disembunyikan atau memang ada dalam telur

Ia bilang saya perlu pendinding. Ia tawarkan ikat pinggang yg ada ayat suci.
Saya menolak karna takut mendekati syirik. Dalam artian saya takut lebih percaya benda daripada langsung ke Allah.
Ia marah besar.
Tujuan awal saya datangkan bukan minta jimat tapi urut.
Bagaimana hukumnya memiliki jimat ayat suci

trimakasih
NBC

JAWABAN

Anda sudah mengambil langkah yang benar ketika menolak untuk membeli jimat dari orang tersebut. Karena ada kemungkinan itu salah satu modus penipuan untuk mendapatkan uang dari Anda. Jawaban lengkap lihat uraian di bawah.


RUQYAH (MANTRA/JAMPI)

Menurut ulama, ruqyah islami (syar'i) harus memenuhi 3 (tiga) syarat:

1. Bacaan yang dibaca berasal dari Al-Quran atau dari hadits.
2. Harus memakai bahasa Arab, kecuali bagi yang tidak bisa.
3. Harus meyakini bahwa ruqyah tidak ada pengaruhnya tanpa kuasa Allah.


DEFINISI RUQYAH

Ruqyah adalah bacaan-bacaan yang diambil dari Al-Quran atau hadits yang digunakan untuk tujuan pengobatan, perlindungan diri dari gangguan jin dan setan serta untuk mencapai apa yang diinginkan baik perkara dunia atau akhirat.

Ruqyah berfungsi sebagai tawassul (perantara) untuk meminta sesuatu kepada Allah.


DALIL DASAR RUQYAH
Adapun dasar bolehnya Al-Quran untuk tawassul meminta sesuatu atau meminta kesembuhan penyakit sebagai berikut:

1. Hadits sahih riwayat Ahmad dari Imron bin Hushain, Nabi bersabda:

اقرؤوا القرآن وسلوا الله به قبل أن يأتي قوم يقرءون القرآن فيسألون به الناس
Artinya: Bacalah Al-Quran dan bertawassul-lah pada Allah dengan bacaan tersebut sebelum suatu kaum datang membaca Al Quran dan meminta pada manusia.

Maksudnya: boleh bertawassul kepada Allah dengan perantaraan baca Al-Quran, tidak boleh kepada sesama makhluk.

2. Hadits sahih riwayat Tirmidzi dari Imran bin Hushain Nabi bersabda:

من قرأ القرآن فليسأل الله به، فإنه سيجيء أقوام يقرءون القرآن يسألون به الناس
Artinya: Barangsiapa membaca Quran, maka mintalah pada Allah dengan bacaan tersebut. Akan datang beberapa kaum yang membaca Al-Quran kemudian meminta pada manusia dengan bacaannya itu.

Al-Mubarakpuri dalam kitab Tuhfadzul Ahwadzi menafsiri hadits di atas sebagai berikut:

فليسأل الله به أي فليطلب من الله تعالى بالقرآن ما شاء من أمور الدنيا والآخرة، أو المراد أنه إذا مر بآية رحمة فليسألها من الله تعالى، وإما أن يدعو الله عقيب القراءة بالأدعية المأثورة
Artinya: Dengan bacaan Quran-nya itu seseorang hendaknya meminta pada Allah apapun yang dia mau baik perkara dunia atau akhirat.

3. QS Al-Isra' 17:82

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Artinya: Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

4. Hadits sahih riwayat Ibnu Hibban dari Aisyah

عن عائشة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه وسلم دخل عليها وامرأة تعالجها أو ترقيها فقال: عالجيها بكتاب الله
Artinya: Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah suatu hari masuk ke rumahnya di mana seorang perempuan sedang mengoabati atau memberinya jampi-jampi (ruqyah). Nabi bersabda: "Obati dia dengan Al Quran."

5. Ibnu Muflih dalam kitabnya Al-Adabisy Syar'iyah menceritakan tentang kisah Shalih bin Ahmad putra Imam Ahmad bin Hanbal demikian:

ربما اعتللت فيأخذ أبي قدحاً فيه ماء، فيقرأ عليه، ويقول لي: اشرب منه، واغسل وجهك ويديك. ونقل عبد الله أنه رأى أباه (يعني أحمد بن حنبل) يعوذ في الماء، ويقرأ عليه ويشربه، ويصب على نفسه منه
Arti kesimpulan: Suau saat ketika saya sakit, ayah saya--yaitu Ahmad bin Hanbali, pendiri madzhab Hanbali--mengambil sewadah air kemudian membaca ayat Al-Quran di atas wadah itu dan berkata pada saya: "Minumlah dan basuhlah wajah dan kedua tanganmu. Menurut Abdullah, dia pernah melihat ayahnya --yaitu Ahmad bin Hanbal-- mengambil air memohon perlindungan pada Allah kemudian membaca Al-Quran, kemudian meminum air itu dan mengalirkan air itu pad` dirinya.

6. Hadits sahih riwayat Muslim: لا بأس بالرقى ما لم تكن شركاً
Artinya: Ruqyah itu boleh asal tidak mengandung syirik.


HUKUM RUQYAH

Ulama sepakat atas bolehnya ruqyah islami (yang sesuai syariah) yang sesuai dengan ketentuan di atas berdasarkan dalil-dalil yang sudah dipaparkan di muka.


BACAAN RUQYAH

Beberapa bacaan ruqyah dan manfaatnya yang berasal tuntunan Nabi Muhammad antara lain sebagai berikut:

1. Surat Al-Fatihah untuk penyembuhan orang sakit.
2. Berdasar hadits riwayat Bukhari, untuk menyembuhkan orang sakit, baca bacaan berikut:

بسم الله أُرْقِيكَ ِمن كُل شيء يُؤذِيك، وَمِن شَر كل نفس أو عين حاسد الله يشفيك، بسم الله أرقيك
Jika ada keluhan sakit di salah satu badannya, letakkan tangan si sakit pada tempat yang sakit dan baca: Bismillah 3x kemudian baca bacaan berikut 7x (berdasar hadits riwayat Muslim):

أعوذ بعزة الله وقدرته من شر ما أجد وأحاذر
Ruqyah dapat mengobati gangguan jin atau sihir dan penyakit fisik biasa.

3. Bacaan yang dapat melindungi seseorang dari sihir dan berbagai gangguan lain adalah:
- Ayat Kursi, Surat Al-Ikhlas, Surat An-Nas, Surat Al-Falaq -> baca setiap selesai shalat 5 waktu dan menjelang akan tidur.
- 2 ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285 dan ayat 286 dibaca setiap malam. ِAyatnya sbb:

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِي
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ


JIMAT (TAMIMAH)

Ulama sepakat atas bolehnya ruqyah syar'iyah (islami). Tidak demikian halnya dengan jimat (tamimah). Tidak sedikit yang menghramkannya, terutama ulama Wahabi.

Madzhab Hanafi membagi jimat menjadi dua yaitu tamimah dan ma'adzah. Tamimah adalah jimat jahiliyah sedang ma'adzah adalah jimat yang berisi ayat Al-Quran, nama-nama Allah, dll.


DEFINISI JIMAT (TAMIMAH)

Jimat (Arab, tamimah تميمة) dalam tradisi Arab jahiliyah adalah sesuatu yang digantungkan pada leher anak yang berupa manik-manik, tulang belulang, dll yang bertujua untuk tolak bala (ما يعلق على الأولاد من خرزات وعظام ونحو ذلك لدفع العين)".

Apabila jimat itu berupa ayat suci Al-Quran, maka terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama. Antara yang mengharamkan dan yang menghalalkan. Menurut madzhab Hanafi, jimat yang berisi ayat Al-Quran disebut ma'adzah.


DALIL JIMAT (TAMIMAH)

Dalil yang mengharamkan jimat (tamimah):

1. Hadits riwayat Ahmad
من علق تميمة فقد أشرك
Artinya: Barangsiapa yang menggantung/memakai jimat maka dia telah berbuat syirik

2. Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, Al-Hakim: إن الرقى والتمائم والتولة شرك
Arthnya: Sesungguhnya ruqyah (yang berisi doa terhadap selain Allah), jimat, dan pelet pengasih adalah syirik.


HUKUM JIMAT (TAMIMAH)

Seperti disinggung di muka, ada dua macam jimat. Yaitu jimat jahiliyah dan jimat syar'iyah. Jimat jahiliyah sudah jelas keharamannya secara mutlak. Perbedaan pendapat terjadi apda jimat syar'iyah atau jimat yang berisi ayat Quran, bacaan dzikir atau doa-doa.

Adapun jimat yang berisi ayat-ayat Al-Quran, atau dzikir atau doa-doa dan digantung di leher, maka ulama berbeda pendapat. Pendapat yang mengharamkan jimat--walaupun berisi ayat Al-Quran-- antara lain kalangan ulama Wahabi yang mengikuti pendapat Ibnu Arabi dalam kitab Aridhah Al-Ahwadzi.

Sedangkan mayoritas ulama (jumhur) termasuk madzhab yang empat yaitu Maliki, Hanafi, Syafi'i dan Hanbali membolehkannya. Baik jimat itu digantung di leher atau tidak dipakai. Sedang sebagian lagi, termasuk Ibnu Mas'ud, memakruhkannya.

Beberapa dalil pandangan ulama sebagai berikut:

1. Madzhab Hanafi membolehkan jimat yang digantung di leher yang berisi ayat Quran, doa atau dzikir. Al-Matrazi Al-Hanafi dalam kitab Al-Maghrib mengatakan:

قال القتبي: وبعضهم يتوهم أن المعاذات هي التمائم, وليس كذلك إنما التميمة هي الخرزة, ولا بأس بالمعاذات إذا كتب فيها القرآن أو أسماء الله عز وجل
Artinya: Al-Qutbi mengatakan bahwa ma'adzat (pengobatan) adalah tamimah (jimat jahiliyah). Padahal bukan. Karena tamimah itu dibuat dari manik. Ma'adzah tidak apa-apa asalkan yang ditulis di dalamnya adalah Al-Quran atau nama-nama Allah.

2. Madzhab Maliki berpendapat boleh. Abdul Bar dalam At-Tamhid XVI/171 menyatakan:

وقد قال مالك رحمه الله : لا بأس بتعليق الكتب التي فيها أسماء الله عز وجل على أعناق المرضى على وجه التبرك بها إذا لم يرد معلقها بتعليقها مدافعة العين, وهذا معناه قبل أن ينزل به شيء من العين ولو نزل به شيء من العين جاز الرقي عند مالك وتعليق الكتب)
Artinya: Malik berkata: Boleh menggantungkan kitab yang mengandung nama-nama Allah pada leher orang yang sakit untuk tabarruk (mendapat berkah) asal menggantungkannya tidak dimaksudkan untuk mencegah bala/penyakit. Ini sebelum turunnya bala/penyakit. Apabila terjadi bala, maka boleh melakukan ruqyah dan menggantungkan tulisan di leher.

3. Madzhab Syafi'i berpendapat boleh. Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmuk Syarhul Muhadzab IX/77 menyatakan:

روى البيهقي بإسناد صحيح عن سعيد بن المسيب أنه كان يأمر بتعليق القرآن , وقال : لا بأس به , قال البيهقي: هذا كله راجع إلى ما قلنا: إنه إن رقى بما لا يعرف, أو على ما كانت عليه الجاهلية من إضافة العافية إلى الرقى لم يجز وإن رقى بكتاب الله آو بما يعرف من ذكر الله تعالى متبركا به وهو يرى نزول الشفاء من الله تعالى لا بأس به والله تعالى أعلم
Artinya: Baihaqi meriwayatkan hadits dengan sanad yang sahih dari Said bin Musayyab bahwa Said memerintahkan untuk menggantungkan Quran dan mengatakan "Tidak apa-apa". Baihaqi berkata: Ini semua kembali pada apa yang kita katakan: Bahwasanya apabila ruqyah (pengobatan) dilakukan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau dengan cara jahiliyah maka tidak boleh. Apabila ruqyah dilakukan dengan memakai Al-Quran atau dengan sesuatu yang dikenal seperti dzikir pada Allah dengan mengharap berkahnya dzikir dan berkeyakinan bahwa penyembuhan berasal dari Allah maka tidak apa-apa.

4. Madzhab Hanbali (madzhab fiqh-nya kalangan Wahabi) berpendapat boleh. Al-Mardawi dalam kitab Tash-hihul Furu' II/173 menyatakan:

( قال في آداب الرعاية : ويكره تعليق التمائم ونحوها, ويباح تعليق قلادة فيها قرآن أو ذكر غيره , نص عليه , وكذا التعاويذ , ويجوز أن يكتب القرآن أو ذكر غيره بالعربية , ويعلق على مريض , ( وحامل ) , وفي إناء ثم يسقيان منه ويرقى من ذلك وغيره بما ورد من قرآن وذكر ودعاء
Artinya: Dalam kitab Adabur Ri'ayah dikatakan: Hukumnya makruh menggantungkan tamimah dan semacamnya. Dan boleh menggantungkan/memakai kalung yang berisi ayat Quran, dzikir, dll. Begitu juga pengobatan. Juga boleh menulis ayat Quran dan dzikir dengan bahasa Arab dan digantungkan di leher yang sakit atau wanita hamil. Dan (boleh dengan) diletakkan di wadah berisi air kemudian airnya diminum dan dibuat pengobatan (ruqyah) dengan sesuatu yang berasal dari Quran, dzikir atau do'a.

_____________________________________________________

HUKUM SUSUK DALAM ISLAM

PERTANYAAN

Assalamualaikum,

Saya pria 33 th, ingin bertanya tentang perbuatan dosa besar saya.
Saya dulu pernah memasang susuk. Tapi setelah saya lebih mendalami agama, saya tahu itu dosa besar. Saya sudah berusaha meminta si pemasang susuk untuk mengeluarkan susuknya, Saya sudah diberi minuman penetral nya, bahkan sampai 2 kali,
Tapi ternyata iseng2 saya mencoba foto rontgen, dan susuk nya masih tetap ada di wajah dan punggung saya.

Yang menjadi pertanyaan saya,

1. Bagaimana bila susuk itu tidak mau keluar, apakah nanti menyulitkan sakaratul maut ?

2. Apakah dosa saya bisa terampuni dengan taubatan nasuha untuk tidak mengulangi perbuatan syirik itu?

3. Saya sudah bertanya pada dokter bedah, dan katanya tidak mau mengoperasi untuk mengeluarkan susuknya, dengan alasan benda nya terlalu kecil dan beresiko tidak ketemu pada waktu pembedahan

Mohon saran dan pemecahan masalah ini, karena saya sangat tersiksa dengan pikiran bermacam2 dan bayangan buruk tentang susuk ini

Terima kasih atas bantuannya
Wassalamualaikum.

JAWABAN

Saya heran darimana Anda menyimpulkan bahwa susuk itu dosa besar. Paling banter, hukum pasang susuk itu ya dosa (haram) tapi tidak termasuk dalam kategori dosa besar. Bahkan ada pendapat yang membolehkan kalau dengan susuk dapat menguatkan fisik dan itu dipakai untuk berjihad atau menjaga diri dari ancaman.

Kecuali kalau Anda menyamakan susuk dengan Allah, ini baru syirik dan dosa besar. Susuk tidak ubahnya dengan jimat. Pendapat ulama dalam hal jimat hukumnya boleh asal tidak mengandung unsur yang mengharamkan dalam proses pembuatannya. Lihat detailnya: Hukum Jimat dalam Islam Sedangkan susuk hanya benda kecil dan tidak mengandung kata-kata yang mengandung keharaman di dalamnya. Ulama yang mengharamkan susuk mungkin ditinjau dari segi riya' (ingin dipuji) di sisi orang yang memakainya.

Jawaban pertanyaan Anda:

1. Insyaallah tidak. Tidak ada nash/teks Quran dan hadits yang mengatakan demikian.

2. Taubat nasuha dapat menghilangkan dosa besar dan kecil. Maka dosa Anda insyaallah akan terampuni.

3. Tidak perlu dibedah kalau sekiranya membahayakan. Coba cara menghilangkan susuk di bawah ini barangkali dapat mengatasi masalah Anda.

CARA MENGHILANGKAN SUSUK

Ada beberapa cara menghilangkan susuk secara nonmedis yang dapat dicoba sbb:

- Makan buah pisang emas atau sayur daun kelor.

atau kalau tidak berhasil cobalah cara alternatif berikut:

- Sesudah wudhu (anggota wudlu masih basah) bacalah surat annas 15 kali sambil mengusap-ngusap tempat yg dipasangi susuk seraya berdoa agar susuknya dikeluarkan.
- Atau baca shalawat nabi khidzir (sallalahu ala sayyidina Muhammad) 33 kali
- Dan ditutup dg ayat kursi satu kali

TERBAKARNYA SETAN KARENA MU’JIZAT FIRMAN ALLAH (BANTAHAN UNTUK HIKMATUL IMAN) VOLUME 2

TERBAKARNYA SETAN KARENA MU’JIZAT FIRMAN ALLAH (BANTAHAN UNTUK HIKMATUL IMAN) VOLUME 2

Pembahasan ini adalah lanjutan dari pembahasan sebelumnya di sini . Berikut ini lanjutannya :
Dari poin 1 (satu) sampai 9 (Sembilan) dapat kita kaji bahwa ketika seseorang membaca doa ruqyah disertai dengan niat meminta perlindungan kepada Allah maka :
1.      1.Mata jin terttutup tidak dapat melihat aurat
2.      2.Setan tidak dapat membuka pinta yang terkunci
3.      3.Membuat setan tidak dapat makan dan bermalam dirumah pembacanya
4.      4.Rumah terdindingi hingga setan tidak dapat mendekat
5.      5.Membuat setan menyingkir dari manusia
6.      6.Membuat setan lari
7.      7.Membuat setan tidak dapat masuk rumah
8.      8.Setan tidak dapat mengganggu dan mendekati manusia ketika tidur
9.    9.   Membuat obor setan padam dan menaklukkan setan
Ini contoh kecil saja, masih ada puluhan karateristik bacaan ruqyah yang mempunyai banyak keutamaan/fungsi, jika saya postingkan semua niscaya butuh puluhan halaman.
Nah, lihatlah poin 1-9 diatas, sungguh bentuk pertolongan Allah itu sangat banyak bentuknya bagi orang yang berdoa menggunakan sarana Ayat-ayat Allah dan doa-doa Rasulullah. Ada mata setan yang tertutup, ada yang membuat setan lari, ada yang membuat setan tak berdaya dll . Jika bentuk pertolongan Allah itu berbagai macam rupa pertanyaannya sekarang:” APAKAH AYAT-AYAT ALLAH BISA MEMBUAT SETAN TERBAKAR? “
Saya jawab YA ! Salah satu bentuk pertolongan Allah adalah terbakarnya setan ketika dibacakan pada mereka Ayat-ayat Allah sebagai siksaan Allah Swt pada Setan dikalangan jin yang menganiaya manusia! Bentuk pertolongan Allah berupa terbakarnya setan merupakan bentuk pembuktian fenomenologis yang terjadi diberbagai belahan dunia ini.
Ada banyak contoh bukti nyata berbagai pengalaman dan kisah para Ulama yang akan membantah keyakinan Guru Utama Hikmatul Iman beserta pengikutnya bahwa jin tidak terbakar dengan firman Allah ketika dibacakan. Berikut ini adalah penjabarannya :
Pertama, Syaikh Wahid Abdul Salam Baali menjelaskan reaksi keras pembacaan ruqyah pada orang yang semula sadar menjadi tidak sadar (kesurupan) sebagai akibat jin yang berada dalam tubuhnya menampakkan eksistensinya karena fadhilah bacaan ruqyah syar’iyyah. Beliau menjelaskan : “ Setelah membaca ayat-ayat ruqyah di telinganya dengan suara yang kuat, maka akan terjadilah satu dari tiga hal berikut ini. (Lihat buku yang berjudul “Membentengi Diri Melawan Ilmu Hitam” Penerbit Lintas Pustaka Publisher. Halaman 77-81)
1. Korban sihir itu akan meraung-raung dan jin yang merasukinya akan berbicara dengan perantaraan si korban…..
2. Sekiranya korban sihir merasakan penderitaan ketika dibaca seperti kepalanya amat pening atau dadanya sesak, tetapi tidak menjerit, maka ulangi membaca ayat tadi sebanyak 3 kali…..
3. Jika korban sihir tidak merasakan penderitaan ketika dibacakan ayat-ayat tadi, maka ajukanlah pertanyaan kepadanya sekiranya terdapat tanda-tanda penderitaan sekali lagi…….”
Syaikh Wahid menjelaskan : “ Bacakan ayat-ayat seperti biasanya, jika dia menjerit, teruslah membacakan ayat-ayat itu. Jeritan itu pertanda telah terjadi respon dari jin yang merasuki tubuh wanita” (Lihat buku yang berjudul “Membentengi Diri Melawan Ilmu Hitam” Penerbit Lintas Pustaka Publisher. Halaman 126,)Syaikh Wahid Abdul Salam Baali juga menjelaskan bahwa “Jampi-jampi (ruqyah) ini berpengaruh pada jin sehingga akan mengusir dan menjauhkannya atau menarik dan menghadirkannya. Mengusir dan menjauhkan, yakni mengusir jin dari jasad sebelum dia berbicara (melalui perantara orang yang dimasukinya) sehingga Allah telah menghindarkan anda dari kejahatannya. Menarik dan menghadirkan, yakni mengguncang jin dalam jasad (penderita) dan memaksanya untuk berbicara dengan anda” (Lihat buku yang berjudul “Dialog dengan Jin Muslim” yang diterjemahkan oleh Abu Maulana Hakim Al-Ghifari) halaman 81-82)Pada berbagai contoh kasus pengobatan yang dilakukan Syaikh Wahid yang telah ditulis dalam bukunya bisa kita lihat bahwa ketika para pasien mendatangi syaikh Wahid dalam keadaan sadar dan terlihat sehat secara fisik. Namun ketika dibacakan baru mereka menjadi tidak sadar seperti menjerit, menangis, berguling-guling sebab jin yang menguasai tubuh pasien (baik sudah disadari atau tidak disadari) terbakar dengan ayat-ayat Ruqyah.

Kedua, Syaikh Abul Mundzir Khalil bin Ibrahim Amin, mengatakan: “ Setelah dibacakan ayat-ayat ruqyah ini, maka ada tiga kemungkinan yang terjadi: (Lihat buku yang berjudul “Pengobatan Syar’iyah dari gangguan Jin, Sihir dan Penyakit Jiwa” Penerbit Pustaka Progressif. Halaman 82)
1. Penderita akan tersungkur (akibat bacaan ruqyah) dan jin yang merasuk ke dalam tubuhnya akan berbicara.
2. Penderita tidak tersungkur, namun terlihat gejala-gejala kerasukan jin.
3. Tidak terjadi sesuatu padanya dan keadaan ini bisa jadi penyakit yang diderita adalah penyakit boasa atau penyakit kejiwaan”.

Ketiga, Syaikh Ali Murtadha As-Sayyid menjelaskan, untuk mengetahui apakah ada jin dalam tubuh seseorang (walau zahirnya dia terlihat sadar) adalah dengan cara meruqyahnya. (Lihat buku yang berjudul “Bagaimana Menolak Sihir dan Kesurupan Jin” Penerbit Gema Insani. Halaman 140.)Berikut ini penjelasan Syaikh Ali Murtadha As-Sayyid :”…..Kita akan mulai jawaban tersebut dengan memahami tanda-tanda kesurupan dan kedatangan jin kepada orang yang menderita (setelah diruqyah).
1. Bergetar pada pengujung tubuh.
2. Tanda perubahan pada muka, berbalik mata dan mulut.
3. Kadang-kadang jin berbicara melalui lisan orang yang kesurupan dengan dialek atau bahasa yang berbeda-beda.
4. Kadang-kadang muncul kekuatan yang luar biasa yang berbeda dengan ondisi biasa.
5. Kadang-kadang hanya dengan mengeluarkan air mata atau meletakkan jari-jarinya pada telinga agar tidak mendengarkan Al-Qur’an
6. Kadang-kadang berteriak dengan keras, menyepak dengan kedua tangan dan kakinya. Hal semacam ini tidak perlu ditakuti karena aksi jin dalam badan itu terbatas dengan kekuatan yang ada pada manusia.”

Keempat, Syaikh Ibrahim Abdul Alim, menceritakan contoh nyata kasus orang yang semula terlihat sadar secara fisik namun setelah diruqyah terjadi reaksi keras. (Lihat buku yang berjudul “Rujukan Lengkap Masalah Jin dan Sihir” Penerbit Pustaka Al-Kautsar. Halaman 155)Berikut ini Syaikh Ibrahin menceritakan kisahnya : “ Ada seorang gadis yang tiap kali dilamar oleh seorang pemuda, maka dia terkena berbagai penyakit dan menolak pinangan tersebut tanpa sebab yang jelas. Ketika peminang tersebut telah pergi maka perempuan itu pun sehat kembali. Dan ketika keluarganya bertanya kepadanya sebab penolakannya, ia berkata “aku tidak tahu, seolah-olah ada yang mendorongku melakukan hal itu”. Setelah hal ini terjadi berulang-ulang keluarganya curiga akan keadaan ini, lalu mengirimnya padaku. Setelah memeriksa keadaannya jelaslah bagiku ia telah terkena sihir penunda pernikahan. Lalau saya dudukkan dia, dan aku mengucapkan seruan (doa-doa ruqyah) pada telinganya. Beberapa saat kemudian aku temukan badannya bergetar dan sebelum selesai seruan tersebut, jin yang ada didalam tubuhnya berbicara dengan menggunakan lisan wanita tersebut………”[/justify]
Kelima, Syaikh Khil bin Ibrahim Amin dan Syaikh Jamal al-Shawali, menjelaskan persiapan sebelum diruqyah untuk orang yang dicurigai memiliki gangguan jin dalam dirinya. Mereka telah mendiagnosa pasien sebelum ruqyah dilaksanakan. Lalu menjelaskan juga tekhnik menghadapi jin yang muncul pada saat dibacakan ayat-ayat ruqyah. (Lihat buku yang berjudul “Sihir dan Pengobatannya” Penerbit Karya Agung Surabaya. Pada halaman 33-35)
Berikut ini penjelasan dari Syaikh Khil bin Ibrahim Amin dan Syaikh Jamal al-Shawali : “Setelah memperoleh jawaban ( Peruqyah sudah mengetahui keluhan pasien yang akan diruqyah), tabib melakukan terapi dengan membacakan ruqyah kepada pasien. Bacaan-bacaan ruqyah yang dibaca adalah sebagai berikut :
1. Membaca surah al-Fatihah.
2. Membaca ayat Kursi
3. Membaca surah al-A’raf dalam ayat 117-122
4. Membaca surah Yunus ayat 81-82
5. Membaca surah Thaha ayat 69
6. Membaca surah al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas

Setelah membaca ruqyah, tabib meniupkan bacaan itu kepada pasien (yang diruqyah) dan berbicara (setelah terjadi reaksi keras yang menunjukkan jin sudah menampakkan eksistensinya dengan menggunakan tubuh pasien) kepada jin yang menjadi pelayan sihir, lalu bertanya kepadanya tentang siapa namanya, kepercayaannya apa, dan tempat sihirnya dimana. Setelah itu ia diberi tahu bahwa sihir adalah perbuatan zalim dan penyihir adalah kafir dan tidak boleh bergaul dengannya.”

Keenam, Syaikh Muhammad ash-Shaayim mengatakan : “Ketika ayat-ayat al-Qur’an dibacakan, terutama pada permulaannya, biasanya wajah si penderita akan memerah, tubuhnya akan berontak bergerak kesana kemari dan matanya melotot tertuju pada penyembuh……”(Untuk lebih jelas silahkan baca buku “Wawancara dengan Setan” Penerbit Pustaka Hidayah halaman 43 )
Syaikh Muhammad ash-Shaayim juga menceritakan bahwa beliau diundang oleh seorang laki-laki yang merasakan keanehan pada rumahnya sebab keluarganya yang tinggal dirumah sering merasa sumpek dan sering mencium bau-bauan yang tidak sedap. Maka Syaikh Muhammad ash-Shaayim mulai menanyai seluruh anggota keluarga laki-laki tersebut. Ketika Syaikh Muhammad ash-Shaayim mulai mengadakan wawancara terhadap istri laki-laki tersebut yang semula tampak sehat dan sadar tiba-tiba menunjukkan reaksi adanya jin dalam tubuh wanita tersebut. Berikut kisah yang diceritakan Syaikh Muhammad ash-Shaayim: “ Istri pemilik rumah itu aku dudukkan disebelah kananku. Ketika aku menatapnya untuk menanyai beberapa pertanyaan khusus tentang keadaan yang dirasakannya karena sihir, wajahnya langsung memucat dan gemetar hingga keringatnya bercucuran. Ketika itulah aku membacakan ayat-ayat pengusir setan. Kemudian aku mendengar suara jin yang berbicara “aku akan keluar….aku akan keluar….lepaskan aku….aku akan keluar…” (Untuk lebih jelas silahkan baca buku “Wawancara dengan Setan” Penerbit Pustaka Hidayah, hal. 111)

Ketujuh, Ustadz Yuyu Wahyudin Kusnadi, Lc, telah menceritakan pengalamannya bahwa dia merasakan ada keanehan dalam dirinya, dia ketika hendak tidur merasakan ada yang menindih dan menyikut tubuhnya, lalu ia sering merasakan sakit pada tubuhnya (Ustadz Yuyu Wahyudin Kusnadi, Lc hanya merasakan sakit namun sama sekali tidak ada reaksi ketidaksadaran seperti kerasukan jin) namun setelah beliau mendatangi seorang Ustadz di asrama mahasiswa Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) di bilangan Bukit Duri Tanjakan Jakarta Selatan untuk diruqyah, ternyata yang menyakiti tubuhnya dan yang selalu mengganggu tidurnya adalah akibat dari sihir. Sebab sewaktu diruqyah ada reaksi keras dari jin sihir yang ada dalam tubuhnya. Alhamdulillah setalah diruqyah, Ustadz Yuyu Wahyudin Kusnadi, Lc terlepas dari penyakitnya selama ini. (Untuk mengetahui lebih jelas kisahnya, anda bisa memiliki buku karangannya yang berjudul“ Rahasia Keagungan Ruqyah Syar’iyyah” Penerbit Alsina Press. Halaman 122-129.)

Kedelapan, Ustadz M.H.M Hasan Ismail, menjelaskan efek yang terjadi dalam ruqyah, baik ruqyah secara massal atau ruqyah individu yang dijelaskan sebagai berikut :
1. gerakan fisik, gerakan tangan, kepala, raut muka, mata berkedip cepat
2. Gerakan-gerkan jurus bela diri dsb
3. Suara atau ucapan, teriakan, menangis, kesakitan, marah dsb
4. Batuk-batuk keras (seperti ada yang hendak dikeluarkan)
5. Bersendawa terus-menerus, bersin-bersin

Ustadz M.H.M Hasan Ismail lalu menjelaskan: ”Lakukan ruqyah secara intensif secara individu, ajaklah jin untuk berbicara, dida’wahi, diajak bertaubat, lantas diperintahkan untuk keluar”.(Lihat bukunya “ Ruqyah dalam Shahih Bukhari” Penerbit Aulia Press. Halaman 105)

Kesembilan, Ustadz Yusuf Abdussalam, mengatakan : “Apabila penderita memang digangggu jin maka Insya Allah cepat atau lambat akan terlihat reaksi dari tubuhnya. Bisa berupa gerakan-gerakan tak terkontrol, atau yang paling keil adalah gemetar. Teruskan bacaan sampai ia berteriak atau mengeluh kesakitan. Tak perlu ragu bahwa yang kesakitan itu bukanlah penderita meski seolah-olah penderita yang kesakitan atau kepanasan. Jin akan merasa panas bila mendengar ayat-ayat al-Qur’an. Dia akan meminta-minta untuk dihentikan atau berbuat agar kita kasihan kepada penderita.” (Lihat buku yang berjudul “Ruqyah Syar’iyyah” Penerbit Media Insani. Halaman 120)

Kesepuluh, Ustadzah Ummu Maryam menjelaskan reaksi dalam terapi ruqyah yang dapat terjadi pada seseorang yang dicurigai disihir atau memiliki jin dalam dirinya (walau sebelunya belum pernah kesurupan) :
Reaksi (kerasukan) yang terjadi setelah dibacakan ayat-ayat suci al-Qur’an pada seseorang yang memiliki jin dalam dirinya adalah :
1. Gelisah, hal ini biasanya tampak ketika membaca atau mendengarkan ayat-ayat ruqyah.
2. Bertambahnya rasa pusing dan sempit pada dadanya saat dibacakan ruqyah syar’i.
Gemetar pada ujung-ujung jari si sakit dan debatan hebat di jantungnya disertai ketakutan yang sangat pada beberapa keadaan disela-sela pembacaan ruqyah.(Lihat buku yang berjudul “ Panduan Praktis Terapi Penyembuhan Syar’i”. Penerbit Pustaka At-Tibyan. Hal 51.)
jika memang menurut kalian firman Allah Swt  tidak bisa mengusir dan mengalahkan jin maka apalagi yang bisa melindungi kita dari godaan syaitan? jika bacaan ta’awudz, ayat kursi, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-nas juga bacaan al-Qur’an lainnya tidak bisa mengusir jin dan mengalahkan bahkan membakar jin maka ikhtiar apa lagi yang bisa kita lakukan???? Dengan menggunakan tenaga metafisik???? Ada banyak klaim dengan latihan tenaga metafisik bisa terbentuk medan energi aura dari tubuh hingga setan tidak bisa mendekat, ada banyak klaim dengan kekuatan tenaga dalam bisa menghancurkan jin (dengan ilmu badai api/ ilmu kulmi andalan Hikmatul Iman contohnya) hingga tidak perlu melakukan ruqyah lagi…… Na’udzubillahi mindzalik…… Ya Akhi ya Ikhwan taqwallah…… bertaqwalah pada Allah, Rasulullah masih meruqyah dirinya sendiri ketika berhadapan dengan jin dan tidak ada dalil nabi memakai aura tenaga dalam untuk mengalahkan syetan?? Bahkan para shahabat tidak luput dari godaan syaithan, yang mereka lakukan bukan membuat medan energi tenaga dalam melainkan menggunakan ruqyah syar’iyyah sebagai benteng perlindungan!
………………………..bersambung…………………….

TERBAKAR, TAKUT DAN LARIKAH SETAN KETIKA DIPERDENGARKAN/ BERDOA DENGAN AYAT ALLAH (BANTAHAN UNTUK KEYAKINAN SESAT AJARAN HIKMATUL IMAN) VOLUME 1

TERBAKAR, TAKUT DAN LARIKAH SETAN KETIKA DIPERDENGARKAN/ BERDOA DENGAN AYAT ALLAH (BANTAHAN UNTUK KEYAKINAN SESAT AJARAN HIKMATUL IMAN) VOLUME 1

Artikel ini saya buat khusuk buat para Anggota HIkmatul Iman dan juga Guru Utamanya Dicky Zainal Arifin yang tidak mempercayai atau mengingari bahwa jika kita berdoa dan membaca ayat suci Al-Qur’an bisa menjadi sarana ikhtiar kita untuk mengusir jin, membuat jin takut, membuat jin takluk, menjaga diri dari kejahatan setan dikalangan jin, membuat jin terbakar. Selain itu mereka mengingkari khasiat ayat suci Al-Qur’an untuk penyembuhan segala macam penyakit baik penyakit fisik dan psikis, mereka beranggapan ayat suci Al-Qur’an tidak bisa menyembuhkan penyakit fisik dan psikis.
Untuk menunjang keyakinan sesat bahwa ayat suci Al-Qur’an tidak punya khasiat apapun untuk mengusir setan dikalangan jin, mereka ini selalu menggunakan dalil dari Surat Al-Jin ayat 1,2 juga surat Al-Ahqaf ayat 29-31 yang menceritakan ketika Al-Qur’an diperdengarkan maka jin akan takjub bukannya lari takut dan malah beriman kepada Allah. Dengan dalil ini mereka berani mengatakan bahwa ayat suci Al-Qur’an BUKAN untuk mengusir jin, membuat jin takut, membuat jin takluk, menjaga diri dari kejahatan setan dikalangan jin, membuat jin terbakar.

Namun mereka lupa atau pura-pula lupa atau malah ingkar terhadap penjelasan lain dari hadits rasulullah bahwa ayat suci Al-Qur’an JUSTRU MENJADI SARANA IKHTIAR   untuk mengusir jin, membuat jin takut, membuat jin takluk, menjaga diri dari kejahatan setan dikalangan jin, membuat jin terbakar. Selain itu mereka juga lupa atau pura-pula lupa atau malah ingkar terhadap penjelasan lain dari hadits rasulullah bahwa ayat suci Al-Qur’an JUSTRU MENJADI SARANA IKHTIAR   untuk menyembuhkan segala macam penyakit fisik maupun psikis.
Maka dalam tauziyah kali ini saya akan menjelaskan dalil berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah yang akan membantah keyakinan sesat mereka ini
AYAT SUCI AL-QUR’AN DAPAT MEMBUAT JIN BERIMAN BISA JUGA MEMBUAT SETAN LARI
A. DALIL AYAT AL-QUR’AN MEMBUAT JIN BERIMAN
1. “Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya Kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu Kami beriman kepadanya. dan Kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan Kami,……” (QS. Al Jin ayat 1-2).
Begitu seterusnya hingga ayat 15.
Asbabun Nuzul firman Allah diatas dikarenakan berimannya jin kepada Rasulullah Saw setelah beliau mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi dari orang-orang Bani Tsaqif merupakan hiburan yang mampu meringankan bahkan menghilangkan rasa sakit yang sedang beliau rasakan. Berimannya jin ini juga menjadi penegasan baru bagi Rasulullah bahwa Allah sekali-kali tidak akan mengabaikannya, bahkan Allah senantiasa menyertainya.
Allah Swt mengubah kesedihan yang dihadapi menjadi cahaya yang meneranginya dan mengubah perasaan sakit menjadi hiburan. Hal ini juga menegaskan bahwa bila penduduk bumi mengabaikan bahkan menganiaya Rasulullah, maka di dunia lain, yakni dunia jin dan malaikat ada yang akan membantu, menolong dan menyerukan dakwahnya. Berimannya jin ini juga merupakan cita-cita baru bagi Rasulullah dalam mengubah masyarakat dari kesombongan dan ketololan orang-orang kafir menjadi beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana berubahnya jin, yang pada asalnya adalah makhluk Allah yang paling jahat diantara keturunan iblis laknatullah, menjadi kaum yang beriman. Bahkan mereka menjadi para juru dakwah bagi dinul Islam.
2. Al Ahqaf ayat 29-31:
“dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, Maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata: “Hai kaum Kami, Sesungguhnya Kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum Kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.”
Asbabun nuzul keluarnya firman Allah surat Al-Ahqaf ayat 29-31 diatas dikarenakan Setelah upaya pencarian nushrah (pertolongan) kepada para pembesar Thaif gagal, akhirnya Rasulullah memutuskan kembali ke Makkah. Walau dengan penuh kesedihan. Ketika beliau telah sampai di lembah kurma, di tengah malam beliau mendirikan shalat. Saat itulah, tujuh rombongan jin dari komunitas Nashibin melintasi Rasulullah Saw. Merekapun mendengarkan apa yang beliau baca. Setelah beliau selesai shalat, para rombongan jin kembali kepada kaumnya untuk memberi peringatan. Mereka benar-benar telah beriman dan merespon dengan baik apa yang telah mereka dengar.
KESIMPULAN DARI DALIL DIATAS
Dari dalil firman Allah diatas kita dapatkan penjelasan bahwa Ketika Rasulullah membaca ayat suci Al-Qur’an dalam shalatnya (membaca disertai niat untuk beribadah kepada Allah Swt ) dengan suara yang jelas dan keras, maka bacaan ayat suci Al-Qur’an yang dibaca Rasulullah itu terdengar oleh sekumpulan jin lalu sekumpulan jin itu menjadi takjub dengan kandungan isi firman Allah tersebut hingga sekumpulan jin tersebut mendapatkan hidayah dari Allah dalam iman Islam.
Jika dikaji pada QS. Al Jin ayat 1-2 dan Al Ahqaf ayat 29-31 poin pentingnya adalah Jin beriman setelah mendengar kalam Allah yang dibacakan Rasulullah ketika sholat, namun pada hadits lain justru menjelaskan bahwa ketika setan dikalangan jin mendengar kalam Allah dibaca umat muslim ketika sholat justru bukannya beriman dan mendapatkan hidayah melainkan malah tidak peduli dengan  ayat yang dibaca tetapi malah menggoda manusia hingga lupa shalat, mereka lari ketika dikumandangkan azan dan iqamat lalu datang dan menggoda ketika sholat.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Jika adzan dikumandangkan, setan melarikan diri yang disertai dengan suara kentut hingga tidak mendengar adzan, bila adzan telah selesai, dia kembali lagi dan jika mendengar iqomah, lari lagi. Dan tatkala selesai, kembali lagi hingga tersirat di hati seseorang, bisikan ingatlah ini, ingatlah ini hingga dia tidak ingat berapa raka’at dia telah shalat.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dari Daruquthni Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya jika adzan dikumandangkan maka setan keluar dari masjid dengan disertai kentut. Bila mu’adzin diam dia kembali dan jika iqomah dikumandangkan dia keluar dari masjid dengan disertai kentut dan jika mu’adzin diam, dia kembali hingga mendatangi orang yang sedang shalat lalu masuk ke dalam jiwanya sehingga hampir tidak tahu apakah shalat lebih atau kurang. Jika di antara kalian mendapatkan seperti itu maka hendaklah sujud 2 kali dalam posisi duduk sebelum salam dan setelah itu baru salam.”
Imam Ahmad berkata bahwa telah bercerita kepadaku Abu Mu’awiyah dari al-A’masy dari Abu Sufyan dari Jabir bahwasanya Rasulullah bersabda:“JIka mu’adzin mengumandangkan adzan maka setan lari hingga Rauhaa’, yaitu tempat yang jaraknya dari Madinah 30 mil.” (HR.Muslim)
Jika kita menilai sekilas maka terlihat bertentangan sebab dalam Al-Qur’an jika diperdengarkan ayat Allah jin menjadi takjub dan ketika beriman lalu dalam hadits dikatakan ketika diperdengarkan ayat Allah dalam sholat bukannya beriman melainkan malah menggoda. Padahal jika kita kaji lebih jauh kita menemui titik temu dari firman Allah dan hadits rasulullah diatas yaitu HIDAYAH ALLAH! Jin yang mendapatkan hidayah Allah tidak akan lari ketika diperdengarkan azan dan menggoda rasulullah ketika sholat dan setan dikalangan jin yang tidak mendapatkan hidayah Allah akan lari mendengar azan dan akan menggoda manusia ketika sholat.
Sebagimana manusia, ada manusia yang takjub dan beriman ketika mendengar ayat-ayat Allah seperti kisahnya Umar bin Khathab setelah mendengar ayat Allah yang dibaca adiknya lalu masuk islam mendapatkan hidayah Allah, namun ada juga tipikal manusia seperti abu lahab yang  ketika mendengar kalam Allah malah semakin benci pada risalah islam yang dibawa Rasulullah.
Jika Guru Utama Hikmatul Iman dan pengikutnya masih ngeyel juga maka saya tanyakan: JIKA SETIAP JIN YANG MENDENGAR AL-QUR’AN MENJADI TAKJUB DAN BERIMAN LALU MENGAPA MASIH ADA SETAN DIKALANGAN JIN YANG MASIH SAJA MENGGODA DAN MELAKUKAN TIPU DAYA PADA MANUSIA? Tentu saja mereka tidak bisa menjawabnya, Jika setiap jin selalu beriman ketika mendengar Al-Qur’an yang dibacakan maka tidak akan lagi ada jin yang kafir sebab azan dan shalat 24 jam terdengar diseluruh dunia ini tanpa putus sedikitpun!
Jika Guru Utama Hikmatul Iman dan pengikutnya mengejek dengan mengatakan “Mengapa Jin tidak lari takut, terbakar, ketika mendengar ayat-ayat Allah ketika sholat seperti yang didalilkan dari Al-qur’an dan hadits nabi diatas, toh ada jin yang tidak lari malah takjub ketika mendengar lantunan ayat suci AlQur’an yang dibaca ketika sholat rasululullah dan ada setan yang mendengar lantunan ayat suci Al-Qur’an ketika sholat tidak takut atau lari malah menggoda?” jawabannya adalah NIAT! NIAT ADALAH KUNCI DARI HAJAD KITA! Dalam sholat ketika tidak ada niat mengusir jin dalam sholat maka tidakkan ada pengaruh buat setan.
Maka ada beberapa contoh hadits Rasulullah untuk mengusir setan dalam shalat yang sekali lagi dengan dzikir dan bukan dengan menggunakan ilmu badai api/ilmu qulmi hasil hayalan Guru Utama Hikmatul Iman.
‘Utsman bin Abil ‘Ash datang kepada Rasulullah dan mengadu,“Wahai Rasulullah, sesungguhnya syaitan telah hadir dalam sholatku dan membuat bacaanku salah dan rancu”. Rasulullah SAW menjawab, “Itulah syaitan yang disebut dengan Khinzib. Apabila kamu merasakan kehadirannya, maka meludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah SWT (mengucap Audzu billahi minas syaithanir rajim ) Aku pun melakukan hal itu dan Allah SWT menghilangkan gangguan itu dariku”. (HR. Muslim)
Sekali lagi membuktikan bahwa adzan dan dzikir bisa mengusir setan dan bentuk ketakwaan pada Allah adalah dengan membaca doa dan bukan dengan menggunakan tenaga metafisik!
Pada pembahasan dibawah ini saya akan menjelaskan bahwa jika kita membaca ayat-ayat Allah disertai NIAT untuk mengusir jin maka akan diijabah oleh Allah.
DALIL AYAT AL-QUR’AN MEMBUAT SETAN LARI DAN TAKUT
Setelah saya menjelaskan bahwa ketika Rasulullah membaca ayat suci Al-Qur’an dengan suara keras hingga terdengar dengan sekelompok jin dan mereka semua beriman, maka saya juga akan menjelaskan dalil bahwa bacaan ayat suci Al-Qur’an yang juga jika dibaca (baik secara keras atau dalam hati) dapat membuat setan dikalangan jin lari karena takut dengan firman Allah atau jika kita berniat berlindung dari kejahatan mereka dengan membaca firman Allah maka kita akan terlindungi sesuai dengan niat kita ketika berdoa membaca ayat suci Al-qur’an sesuai dengan tuntunan Rasulullah.
Dalil dari Al-Qur’an
Agar umat manusia selamat dari godaan, gangguan, tipu daya setan Allah Swt jelas menyuruh umatnya BERDOA! Tiada dalil sedikitpun untuk menyelamatkan diri dari godaan, gangguan, tipu daya setan dengan melatih aura tubuh, mempelajari tenaga metafisika seperti ajaran hikmatul Iman, apalagi mereka sangat enggan untuk berdzikir, mengucapkan wirid dan mereka mencukupkan diri dengan berbagai ilmu metafisik ciptaan Kang Dicky. Padahal Allah Ta’ala jelas menyuruh hambanya dengan membaca doa dan apapun hasilnya kita serahkan pada Allah Ta’ala. Allah berfirman :
وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ
“Dan katakanlah : “Ya, Rabb-ku. Aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau, ya Rabb-ku, dari kedatangan mereka kepadaku”. [Al Mukminun : 97-98]
Allah juga berfirman,
“Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [Al A’raf : 200].
Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindunan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang maha mendengar lagi maha mengetahui.” (Fushshilat:36)
Pertanyaannya : bagaimana bentuk doa memohon perlindungan pada Allah yang dikatakan Allah dalam firman-Nya untuk mengatasi gangguan setan? Dalam Al-Qur’an tidak dijelaskan contoh-contoh doa yang bisa dibaca melainkan kita mendapatkannya dalam hadits Rasulullah.
Berikut ini contoh doa-doa baik dari Al-Qur’an dan Sunnah yang disabdakan Rasulullah.
Dalil dari Assunnah :
Guru Utama Hikmatul Iman dan para murid-muridnya mempunyai keyakinan dzikrullah dengan membaca doa-doa ruqyah yang disyari’ahkan tidak bisa melindungi dari godaan, tipu daya setan, mengusir setan. Dan mereka lebih mencukupkan diri dengan mengolah aura mereka, memperbesar aura, memperkuat tenaga metafisika dibandingkan membaca doa-doa yang dituntunkan Rasulullah, tanpa sadar mereka ini telah berbuat kesyirikan sebab berlindung pada tenaga metafisika yang mereka latih sendiri dibandingkan berlindung kepada Allah langsung. Jika mereka benar-benar umat islam tentu akan mencukupkan diri dengan dzikrullah dan bukannya meniadakan dzikrullah lalu menggunakan tenaga metafisika.
Padahal justru Dzikrullah merupakan benteng yang sangat kokoh untuk melindungi diri dari gangguan setan. Sebagaimana hal ini diketahui dari pemberitaan Allah melalui para rasulNya. Antara lain melalui lisan Nabi Yahya Alaihissallam, sebagaimana hadits di bawah ini.
عَنْ الْحَارِثِ الْأَشْعَرِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ أَمَرَ يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَنْ يَعْمَلَ بِهَا وَيَأْمُرَ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يَعْمَلُوا بِهَا…وَآمُرُكُمْ أَنْ تَذْكُرُوا اللَّهَ فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ الْعَدُوُّ فِي أَثَرِهِ سِرَاعًا حَتَّى إِذَا أَتَى عَلَى حِصْنٍ حَصِينٍ فَأَحْرَزَ نَفْسَهُ مِنْهُمْ كَذَلِكَ الْعَبْدُ لَا يُحْرِزُ نَفْسَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلَّا بِذِكْرِ اللَّهِ
Dari Al Harits Al Asy’ari, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah memerintahkan Yahya bin Zakaria Alaihissallam dengan lima kalimat, agar beliau mengamalkannya dan memerintahkan Bani Israil agar mereka mengamalkannya (di antaranya)… Aku perintahkan kamu untuk dzikrullah (mengingat, menyebut Allah). Sesungguhnya perumpamaan itu seperti perumpamaan seorang laki-laki yang dikejar oleh musuhnya dengan cepat, sehingga apabila dia telah mendatangi benteng yang kokoh, kemudian dia menyelamatkan dirinya dari mereka (dengan berlindung di dalam benteng tersebut). Demikianlah seorang hamba tidak akan dapat melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan dzikrullah“. [HR Ahmad]
“Dan aku perintahkan kalian untuk selalu berdzikrullah (menyebut nama Allah). Sesungguhnya perumpamaan orang yang sering dzikrulloh seperti orang yang sedang dicari dan dikejar-kejar musuh. Sampai orang itu menjumpai benteng yang sangat kokoh sehingga bisa melindunginya dari para musuh. Begitulah perumpamaan seorang hamba, ia tidak melindungi dirinya dari kejahatan syetan, kecuali dengan dzikrulloh.” (HR. Tirmidzi).
Nah bagaimana bentuk Dzikrullah yang dituntunkan rasulullah untuk mengusir, membentengi diri, melindungi diri dari godaan setan? TIADA LAIN ADALAH DENGAN DOA-DOA RUQYAH YANG SERING PERUQYAH AMALKAN UNTUK MELINDUNGI DIRI MEREKA DARI GODAAN SETAN DAN MELINDUNGI ORANG LAIN JIKA DIBACAKAN KEPADA MEREKA YANG MEMBUTUHKAN SEBAGAIMANA DALIL PEMBACAAN DZIKRULLAH DIBAWAH INI :
  1. Membaca basmalah mempunyai keutamaan jika kita niatkan untuk melindungi aurat kita dari pandangan jin maka seketika ketika kita masuk WC pandangan setan dikalangan jin akan terhijab hingga tidak dapat melihat aurat kita.: “Dari Ali, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila seseorang masuk WC kemudian berdoa: bismillahirrahmanirrahim “, maka mata jin akan tertutup dan tidak akan dapat melihat aurat keturunan Adam” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).
  2. Menyebut nama Allah (menyebut nama Allah sangat banyak bentuk dzikirnya seperti dengan membaca basmalah, la ḥawla wa la quwwata illa billah, Allahu Akbar dll) mempunyai khasiat/keutamaan dapat membuat setan tidak dapat membuka pintu, atau tempat apapun yang disebut nama Allah diatasnya. “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila sore hari menjelang malam tiba, tahanlah (di dalam rumah) anak-anak kecil kalian, karena pada saat itu setan berkeliaran. Apabila permulaan malam sudah tiba, diamkanlah anak-anak kalian di dalam rumah, tutuplah pintu-pintu (termasuk jendela) kalian dengan terlebih dahulu menyebut nama Allah karena setan tidak akan dapat membuka pintu yang terkunci dengan menyebut nama Allah sebelumnya, dan ikatlah kendi-kendi air kalian (qirab adalah jama dari qurbah yakni tempat air yang terbuat dari kulit dan di ujungnya biasa diikat dengan tali untuk menghalangi kotoran masuk) sambil menyebut nama Allah, tutuplah bejana-bejana atau wadah-wadah kalian sambil menyebut nama Allah meskipun hanya ditutup dengan sesuatu alakadarnya dan matikanlah lampu-lampu kalian (kalau mau tidur)” (HR. Bukhari Muslim).
  3. Menyebut nama Allah (menyebut nama Allah sangat banyak bentuk dzikirnya seperti dengan membaca basmalah, la ḥawla wa la quwwata illa billah, Allahu Akbar dll)  mempunyai keutamaan dapat membuat hijab hingga setan tidak dapat ikut makan dan bermalam dirumah kita. Imam Muslim dalam Shahihnya meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Jika seorang laki-laki masuk ke dalam rumahnya kemudian menyebut nama Allah Ta’ala ketika dia masuk dan ketika makan, setan berkata: “Kamu tidak punya (jatah) tempat tidur dan tidak pula (jatah) makan di sini”. Dan jika ia masuk dan tidak menyebut nama Allah ketika ia masuk, maka setan berkata: “Kamu mendapatkan (jatah) tempat tidur”. Dan jika tidak menyebut nama Allah ketika makan, setan berkata: “Kamu mendapat (jatah) tempat tidur dan makan”.”(Hadits riwayat Imam Ahmad, Al-Musnad, 3/346 dan Muslim, 3/1599)
  4. Membaca 2 ayat terakhir surat Al-Baqarah  dapat membentengi rumah dari setan hingga tidak dapat mendekat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Sesungguhnya Allah Ta’ala menulis suatu kitab sebelum Ia menciptakan langit dan bumi sekitar 2000 tahun, Ia berada di atas Arsy, dan menurunkan dua ayat penutup (terakhir) dari surat Al-Baqarah. Dan tidaklah setan mendekat rumah yang dibacakan di dalamnya kedua ayat tersebut selama tiga malam”.(Hadits riwayat Imam Ahmad di dalam As-Sunnah 4/274 dan selainnya; dalam Shahihul Jami’ hadits no. 1799)
  5. Membaca doa ruqyah “ Bismillahi tawakaltu ‘allah ḥawla wa la quwwata illa billah “ dapat menyingkirkan setan dan jiwa raga kita terjaga dari godaan setan. Dalam Sunan, Abu Daud meriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Jika seorang laki-laki keluar dari rumahnya kemudian mengatakan: “Dengan Nama Allah, aku bertawakkal (menggantungkan diri) kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah”, niscaya akan dikatakan kepadanya: “Cukuplah bagimu, engkau telah diberi petunjuk, engkau telah dicukupi dan dijaga “, sehingga setan menyingkir daripadanya. Lalu setan lain berkata kepadanya: “Bagaimana kamu dapat (menggoda) laki-laki yang telah ditunjuki, dicukupi dan dijaga?”.”
  6. Membaca surat Al-baqarah dapat membuat setan lari dari rumah kita. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan! Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah”. (Shahih Muslim, cet.Abdul Baqi, 1/539)
  7. Membaca surat Al-Baqarah dapat membuat benteng pelindung hingga setan tidak dapat memasuki rumah kita. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Bacalah surat Al-Baqarah di rumah-rumah kalian, karena sesungguhnya setan itu tidak masuk ke dalam rumah yang dibaca di dalamnya surat Al-Baqarah”.(Hadits riwayat Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak, 1/561; dan dalam Shahihul Jami ‘, hadits no.1170)
  8. Membaca ayat kursi dapat menjadi benteng perlindungan hingga setan tidak dapat mendekat. Rasulullah Saw yang menyatakan, Apalagi kamu hendak tidur di pembaringan, bacalah ayat kursi sampai tuntas. Niscaya Allah senantiasa menjagamu dan setan tak akan mendekatimu sampai pagi. (HR Bukhari, dari Abu Hurairah r.a.)
  9. Membaca doa Malaikat Jibril dapat membuat senjata setan menjadi tidak dapat berfungsi dan mereka kalah. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya semalam syetan hendak menggangguku saat aku menyusuri bukit. Di antara mereka ada yang membawa obor-obor untuk membakar wajahku. Lalu malaikat Jibril mendatangiku dan menyeru, ‘Hai Muhammad, bacalah!: A‘udzu bi kalimatillahit tammati lati la yujawizuhunna barrun wa la fajir min syarri ma kholaqo wa dzaro-a wa barok…“. Ketika aku selesai membacanya, obor-obor mereka padam, dan Allah-pun mengalahkan mereka.” (HR. Ahmad).
Sembilan poin ini adalah contoh doa-doa yang disyari’ahkan dan masih ada puluhan hadits yang bisa dijadikan dalil bahwa setan akan lari, pergi, takut dengan firman Allah yang dibacakan disertai niat perlindungan dari setan. Nah sudah jelaslah keyakinan mereka bahwa bacaan Al-Qur’an dan doa-doa Rasululullah tidak dapat mengusir setan. Tidak dapat melindungi diri dari setan, tidak dapat membuat setan takut terbantahkan sudah! Guru Utama Hikmatul Iman beserta pengikutnya ini adalah kelompok orang-orang bodoh yang mengikuti hawa nafsu setan.
Mereka ini adalah tentara setan yang hendak memadamkan sunnah rasulullah! Mereka sudah terlalu banyak mengingkari hadits-hadits berkenaan tentang ruqyah lalu mereka menyebarkan fitnah keji kepada Allah dan rasul-Nya bahwa perkataan (kalam/firman) Allah dan doa rasulullah tidak dapat membuat setan takut, tidak dapat membuat setan lari, tidak dapat melindungi diri dari godaan  dan tipu daya setan.
Bahkan mereka mengadu domba antara Al-Qur’an dan hadits Rasulullah, mereka menganggap berbagai hadits Rasulullah yang menjelaskan bahwa ayat suci Al-Qur’an jika dibaca disertai dengan niat perlindungan dapat membuat setan takut, dapat membuat setan lari, dapat melindungi diri dari godaan  dan tipu daya setan mereka katakan BERTENTANGAN DENGAN AL-QUR’AN dengan hanya berdalil dengan dua surat saja (QS. Al Jin ayat 1-2 dan Al Ahqaf ayat 29-31) yang menjelaskan jin tidak takut bahkan masuk islam karena mendengarkan ayat suci Al-Qur’an. Menurut mereka jika bertentangan dengan Al-Qur’an maka walaupun haditsnya shahih maka ditolak atau tidak sah.
Dengan dalil dari QS. Al Jin ayat 1-2 dan Al Ahqaf ayat 29-31 mereka dengan lantangnya mengatakan “AYAT SUCI AL-QUR’AN TIDAK BISA MENJADI SARANA IKHTIAR MENGUSIR JIN, TIDAK BISA MEMBUAT JIN TAKUT, TIDAK BISA MELINDUNGI DIRI DARI GODAAN SETAN “
Ketika saya tanyakan dengan apa kita melindungi diri kita jika tidak melalui sarana membaca ayat suci Al-Qur’an dan doa rasulullah ?  Mereka menjawab “ Ketakwaan manusia yang membuat jin takut dan lari bukan dengan ayat suci Al-Qur’an juga bukan dengan doa rasulullah”
Dari perkataan ini sudah jelas lagi bentuk kebodohan mereka, mereka TIDAK bisa menjabarkan contoh ketakwaan seperti apa yang membuat setan takut dan lari. Bentuk kedekatan dengan Allah itu seperti apa? Bentuk meminta perlindungan kepada Allah itu seperti apa agar setan lari dan takut?
Ketika takut dengan godaan setan lalu enggan berdzikir pada Allah apakah ini bentuk takwa?  Sebab jika berdzikir maka otomatis akan terkait dengan anjuran hadits rasulullah untuk membaca Ayat suci Al-Qur’an maupun doa-doa lainnya yang aliran Hikmatul Iman yakini haditsnya tertolak (walau shahih menurut jumhur ulama) dan tidak bisa menjadi sarana ikhtiar perlindungan diri?
Ketika menghadapi orang yang sedang diganggu jin/sihir lalu enggan berdzikir atau membaca ayat-ayat Allah apakah ini bentuk takwa? Sebab jika berdzikir maka otomatis akan terkait dengan anjuran hadits rasulullah untuk membaca Ayat suci Al-Qur’an maupun doa-doa lainnya yang aliran Hikmatul Iman yakini haditsnya tertolak (walau shahih menurut jumhur ulama) dan tidak bisa menjadi sarana ikhtiar menolak gangguan jin/sihir diri?
Ketika dirumah kita ada setan penganggu yang tiap hari mengganggu penghuni rumah lalu kita enggan lalu enggan berdzikir atau membaca ayat-ayat Allah apakah ini bentuk takwa? Sebab jika berdzikir maka otomatis akan terkait dengan anjuran hadits rasulullah untuk membaca Ayat suci Al-Qur’an maupun doa-doa lainnya yang aliran Hikmatul Iman yakini haditsnya tertolak (walau shahih menurut jumhur ulama) dan tidak bisa menjadi sarana ikhtiar mengusir jin dalam rumah (membaca surat Al-baqarah)?